Followers

Friday, July 15, 2011

WIRID AYAT 18-19 DAN 26-27 SURAH ALI-IMRAN DARI RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W.

WIRID AYAT 18-19 DAN 26-27 SURAH ALI-IMRAN DARI RASULULLOOH MUHAMMAD S.A.W. YANG SEMAKIN JARANG DI DAWAMKAN OLEH KAUM MUDA MUSLIM SEKARANG.

Assalaamu ‘alaikum warohmatulloohi..
Siapapun anda, terutama yang pernah sekolah madrasah ataupun ikut pesantren pasti pernah mendengar ayat ini dalam wirid yang selalu dibaca oleh orang-orang tua dulu saat sholat maghrib dan subuh berja’maah (khususnya di daerah saya), inilah ayat itu :
ALI-IMRAN AYAT : 18-19 DAN 26-27 :
AYAT 18 :
“SYAHIDALLOOHU ANNAHU LAA ‘ILAAHA ‘ILLA HUWA, WAL MALAA’IKATU WA ULUUL ‘ILMI, QOO’IMAAN BIL QISTHI, LAA ‘ILAAHA ‘ILLAA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIMU”,
AYAT 19 :
“INNADDIINA ‘INDALLOOHIL ISLAAMU, WAMAAKH TALAFALLADZIINA UUTULKITAABA MIN BA’DI MAAJAA ‘AHUMUL ‘ILMU BAGHYAN BAYNAHUM, WA MAN YAKFUR BI AAYAATILLOOHI, FA’INNALLOOHA SARII’UL HISAABI”,
AYAT 26 :
“QULILLAAHUMMA MAALIKAL MULKI, TU’TIL MULKA MAN TASYAA’U, WATANZI’U MULKA MIMMAN TASYAA’U, WATU ‘IZZU MAN TASYAA’U, WATUDZILLU MAN TASYAA’U, BIYADIKAL KHOYRU INNAKA ‘ALAA KULII SYAI’IN QODIIRUN”.
AYAT 27 :
“ TUWLIJUL LAYLA FINNAHAARI, WATUWLIJUNNAHAARO FIL LAYLI, WA TUKHRIJUL HAYYA MINAL MAYYITI, WATUKHRIJUL MAYYITA MINAL HAYYI, WATARZUQU MAN TASYAA’U BIGHOYRI HISAABIN”,
TERJEMAHAN DAN TAFSIR :
Ayat 18 :
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu*[188]* (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”, …(tafsir [188] : Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu).
Ayat 19 :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab*[189]* kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. …(tafsir [189] : Maksudnya ialah Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Quran).
Ayat 26 :
“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Ayat 27 :
” Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup*[191]*. Dan ENGKAU BERI REZKI SIAPA YANG ENGKAU KEHENDAKI TANPA HISAB (BATAS).”…(tafsir [191] : Sebagian mufassirin memberi MISAL untuk ayat ini dengan mengeluarkan anak ayam dari telur, dan telur dari ayam. Dan dapat juga diartikan bahwa pergiliran kekuasaan diantara bangsa-bangsa dan timbul tenggelamnya sesuatu umat adalah menurut hukum Allah).
Dalam suatu riwayat telah diterangkan bahwa RASULULLOOH S.A.W bersabda :.. “surah AL-FATIHAH dan DUA AYAT DARI SURAH ALI-IMRON (AYAT 18-19 DAN 26-27), apabila DIBACA SEHABIS SHOLAT FARDHU, niscaya ALLAH SWT akan MENJAMIN “SURGA” untuknya”… Dan dengan membaca ayat-ayat tersebut, secara “tidak langsung/tersirat” kita juga telah berdoa agar kita diberikan SURGA dan REZKI TANPA BATAS kepada ALLAH SWT. (coba anda lihat surah ALI IMRON ayat 26 – 27 di atas khususnya pada kalimat AKHIR ayat 27, yakni kalimat WATARZUQU MAN TASYAA’U BIGHOYRI HISAABIN. Kata/asma ALLOOH dengan arti yang hampir sama juga dapat ditemukan pada AL-BAQARAH AYAT : 212, AN-NUUR AYAT : 38, dan AL-MU’MIN AYAT : 40).
Selain itu, dengan membaca ayat tersebut maka kita telah mengakui bahwa ALLAH SWT adalah hanya SATU-SATUNYA TUHAN dan ISLAM adalah agama yang diridhoinya (karena itu adalah syarat mutlak seseorang mendapat surga dalam ajaran ISLAM), serta hanya ALLAH SWT-lah yang mutlak berkuasa atas segala sesuatu, termasuk memberikan kekuasaan, kemulyaan, kehidupan, kematian dan memberi “rezki tanpa batas”.
Adapun PERUMPAMAAN orang yang mendapat “keadaan surga” dan “mengalirnya rezeki tanpa batas” yang diberikan oleh ALLAH SWT “tersirat” pada surah ke 13 AR RA’DU ayat : 35 yakni : ..“PERUMPAMAAN syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang TAKWA ialah (seperti taman); mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka”…
Itulah menurut keterangan ayah saya. Dulu ketika beliau muda sering mewiridkan ayat tersebut, dan atas berkah ALLAH SWT beliau memiliki lahan persawahan yang luas, memiliki usaha perdagangan garam dan kayu yang besar. Namun karena beliau “tergoda” akan ilmu dan wirid-wirid kesaktian/karomah beliau melupakan wirid tersebut, dan akibatnya dengan kehendak ALLAH SWT ayah saya jatuh miskin dan menganggur selama SEPULUH TAHUN LEBIH (dan sebagai anaknya, jelas saya ikut menderita karenanya). Namun saat ini beliau disadarkan atas petunjuk-NYA dan kembali mulai mewiridkan ayat tersebut. Alhamdulillah, beliau saat ini kembali bekerja dan mulai mencoba merintis kembali kejayaan usahanya yang dulu bangkrut.
Menurut petunjuk Nabi MUHAMMAD SAW, wirid ayat tersebut SELALU DAN HARUS dengan DIAWALI membaca surah AL-FATEHAH. Dalam pengamalannya, saya secara pribadi (juga ayah saya) selalu membacanya pada salah satu rakaat saat SHOLAT (sesudah membaca AL FATEHAH). Dan jika membacanya SETELAH SHOLAT maka saya menambahkan surah AL IKHLASH, AYATUL KURSY, SYAHADAT, kalimat TASBIH, SHOLAWAT dan ISTIGHFAR (tanpa aturan/cara khusus) dan DO’A yang dibaca saat DUDUK ANTARA DUA SUJUD saat sholat ditambah kalimat dari AYAT 37 SURAH ALI-IMRAN, yakni : ..”ALLOOHUMMA ROBBIGH FIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA ‘AAFINII WA’FU ‘ANNII, HUWA MIN INDALLOOHI, INNALLOOHA YARZUQU MANYASYAA’U BIGHOYRI HISAABIN”.. Jika diterjemahkan do’a tersebut berbunyi : ..“ya ALLAH, ya robb, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, dan cukupkanlah kekuranganku, dan angkatlah derajatku, dan berilah rezki kapadaku, dan berilah aku petunjuk, dan berilah kesehatan bagiku, dan berilah ampunan kepadaku, “ITU” dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab”.. Sedangkan ayah saya selalu menambahkannya dengan do’a MUBAROK.
Sayangnya, saya sendiri semakin jarang mendengar ayat tersebut dibaca atau diwiridkan oleh kaum muda muslim sekarang, utamanya yang jauh dari lingkungan sholat berjama’ah di mesjid. Dan semakin banyak orang muslim yang tidak tahu akan keutamaan mewiridkan ayat-ayat tersebut di atas.
Demikian sekedar berbagi pengetahuan dari saya, jika saya salah, kurang pemahaman, maka saya mohon bimbingan dan petunjuk, serta tambahan pengetahuan saudara-saudara sekalian untuk penyempurnaan artikel ini.
Wassalaamu ‘alaikum wa rohmatulloohi..

No comments:

Post a Comment